Pendidikan dan pelatihan (diklat) mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia diperlukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas di berbagai bidang diklat, salah satunya adalah dalam bidang diklat aparatur.
Banyak metode yang diterapkan dalam kegiatan kediklatan. Diantaranya, ceramah, praktek, role playing, simulasi dan lain sebagainya. Untuk diklat aparatur metode yang sering dan paling banyak dipakai adalah ceramah di kelas. Ceramah dilakukan dengan harapan peserta diklat dapat menjelaskan kembali teori yang telah diperolehnya. Sehingga peserta akan kuat dalam teori yang nanti akan diterapkan pada bidang kerjanya masing-masing. Namun diketahui dalam ceramah di kelas masih banyak peserta diklat yang mengkaji/mendapatkan pengetahuan dari buku dan internet sehingga mereka cenderung kurang termotivasi untuk belajar, akhirnya hasil belajar tidak optimal. Peserta diklat juga jarang melakukan praktek di lapangan, sehingga beberapa diantara mereka ada yang belum mengetahui hal yang mereka pelajari dalam dunia nyata. Oleh karena itu, perlu penguatan penerapan metode pembelajaran praktek dalam rangka memberikan pengalaman, ketrampilan dan meningkatkan motivasi belajar bagi peserta.
Pembelajaran praktek merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang digunakan. Selain itu, pembelajaran praktek merupakan suatu proses pendidikan yang berfungsi membimbing peserta didik secara sistematis dan terarah untuk dapat melakukan suatu ketrampilan.
Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan pengalaman mendorong peserta pelatihan untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami.
Pentingnya pengalaman langsung terhadap proses belajar telah dikaji oleh Kolb (1984) dan Wallace (1994, dalam Millrood, 2001). Kolb mengatakan bahwa pembelajaran orang dewasa akan lebih efektif jika pembelajar lebih banyak terlibat langsung daripada hanya pasif menerima dari pengajar. Kolb (1984) dengan teori experiential learning-nya menjabarkan ide-ide dari pengalaman dan refleksi. Kolb mendifinisikan empat modus belajar yaitu: Concrete experience (pengalaman nyata), reflective observation (merefleksikan observasi), abstract conceptualization (konsep yang abstrak), dan active experimentation (eksperimen aktif).
Wallace (1994) mengatakan bahwa ada dua sumber pengetahuan yaitu pengetahuan yang diterima/diperoleh melalui belajar baik secara formal maupun informal (received knowledge) dan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman (experiential knowledge). Kedua sumber pengetahuan tersebut merupakan unsur kunci bagi pengembangan profesionalisme. Wallace berasumsi bahwa masing-masing peserta pelatihan membawa pengetahuan dan pengalaman ketika memasuki diklat baru. Wallace lebih lanjut menjelaskan bahwa efektifnya pelatihan tergantung pada bagaimana peserta pelatihan melakukan refleksi mengkaitkan antara pengetahuan dan pengalaman serta praktek untuk memperbaiki pembelajarannya lebih lanjut. Kemampuan melakukan refleksi dari praktek yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan menentukan pencapaian kompetensi profesional.
Selama praktek, peserta diklat diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahan suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan. Adapun tujuan pembelajaran praktek adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan peserta diklat terhadap kondisi nyata di lapangan.
2. Menambah wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir peserta diklat untuk dapat menggali permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari penyelesaiannya secara integral komprehensif.
3. Memperluas wawasan umum peserta diklat tentang orientasi pengembangan teknologi di masa yang akan datang sehingga diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara teori yang di berikan di kelas dengan tugas yang di hadapi di lapangan.
4. Memberikan solusi terhadap masalah yang ada saat praktek.
Berikut beberapa alasan dan kelebihan menggunakan metode praktek
1. Dengan praktek peserta diklat akan lebih mengaplikasikan teori yang diberikan oleh widyaiswara
2. Peserta akan mampu membuktikan / mempercayai teori yang telah dia dapatkan setelah praktek.
3. Peserta menjadi jelas terhadap teori yang didapatkan dengan menjalankan praktek.
Kelebihan metode praktek
1. Peserta langsung dihadapan pada permasalahan nyata.
2. Ketrampilan peserta meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari dari teori yang disampaikan widyaiswara dengan melakukan praktek.
3. Seorang peserta benar-benar memahami apa yang disampaikan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran praktek sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan peserta diklat.